PENGERTIAN SUPERVISI PENDIDIKAN DAN PRAKTEKNYA DI LEMBAGA PENDIDIKAN
Ristiana Dewi
Tanti Yoseva
Institut Agama Islam Negeri Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara 15A, Kota Metro, Lampung 34111
E-mail: ristianadewilmc@gmail.com
E-mail: tantiyoseva13@gmail.com
Abstrak
Supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas tugas pengolahan proses pembelajaran secara efektif dan efisien. Tujuan supervisi pendidikan adalah menilai dan memperbaiki faktor faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran sehinggga menciptakan lulusan yang baik dalam kualitas dan kuantitas. Tujuan dari supervisi pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaraan dengan cara memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru mengembangkan profesi, pribadi dan membantu kepala sekolah menyesuaikan program pendidikan yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Dalam prakteknya dilapangan supervisi masih sering menemui kendala diantarnya seperti kreativitas supervisor yang masih rendah serta fasilitas pendukung pembelajraan yang kurang tepat.
Abstract
Education supervision is defined as the proses of providing profesional assistance services to teachers to improve their ability to carry out the tasks of processing the learning process effectively and efficiently. The purpose of educational supervision is to assess and improve the factors that affact the learning process and imrove the quality of learning so as the create graduates who are good in qualiti and quantiti. The purpose of educational supervision is an effort to improve the quality of learning by providing services and assistance to improve the quality of teaching teachers develop profesionally, personally and help school principals adjust educational programs to suit community conditions.
In practice, in the field, supervisor still often encounter obstacles, such as the creativity of supervisor who are still low and learning support facilites that are not appropriante.
Kata Kunci : Pendidikan, Supervisi, dan Praktek dilembaga Pendidikan
A. Pendahuluan
Masalah pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan manusia seutuhnya , karena kemampuan , kecerdasan dan kepribadian suatu bangsa yang akan datang banyak ditentukan oleh kualitas pendidikan yang ada saat ini. Bahkan kemajuan suatu masyarakat atau bangsa banyak ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Oleh karena itu, pendidikan memegang peranan sentral dalam pembangunan manusia seluruhnya. Sebab, manusia selain subyek pembangunan juga sebagai objek pembangunan, serta manusia itu sendiri yang akan menikmati hasil pembangunannya dimasa yang akan datang.
Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Anip Dwi saputro ( 2015 ) adalah tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak anak. Adapun maksdunya pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang stinggi tingginya.
Lembaga pendidikan diciptakam untuk mengantarkan peserta didik dalam meningkatkan perilaku positif, salah satu usaha yang dilakukan melalakukan supervisi pendidikan, dimana kegiatan pokok dari supervisi adalah melakukan pembinaan kepada sekolah pada umumnya dan pada guru pada khususnya agar kualitas pembelajaraan meningkat. sebagai dampaak meningkatnya kualitas pembelajaraan, tentu dapat meningkatkan pula prestasi belajar siswa dan itu berarti meningkatkan pula prestasi belajar siswa dan itu berarti meningkatlah kualitas lulusan sekolah itu. Jika perhatian supervisi sudah tertuju pada keberhasilan siswa bahwa supervisi tersebut sudah sesuai dengan tujuannnya. Oleh, karena siswalah yang menjadi pusat perhatian segala upaya pendidikan, bearti bahwa supervisi sudah mengarah pada subjeknya ( Arikunto, 2006:5)
Menurut sahertian (2010:1) pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Usaha untuk mencapai tujuan pendidikan diatas bukannlah sesuatu yang mudah, namun diperlukan upaya yang optimal dalam penyelenggaraan pendidikan agar dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Kualitas dan kuantitas pendidikan yang dilakukan pada saat ini akan menentukan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang akan datang.
Salah satu elemen pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pendidikan adalah supervisi. Dalam dunia pendidikan, supervisi selalu mengacu pada kegiatan memperbaiki proses pembelajaraan.
Dalam perkembangannya, pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki serta memahami bahkan dituntut untuk dapat mengamalkan apa yang tertuangdalam peraturan menteri tentang kepengawasan. Tuntutan tersebut salah satunya tentang kompetensi dalam memahami metode dan teknik dalam supervisi. Seorang supervisor adalah orang yang profesional ketika menjalankan tugasnya, ia bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan.Kemampuan mengajar memerlukan seperangkat pengetahuan dan ketrampilan tertentu, agar dapat melaksanakan tugasnya dengan semestinya. Kemampuan mengajar mulai dibentuk sejak para mahasiswa calon guru mengikuti perkuliahan pada lembaga pendidikan guru. Selanjutnya ketrampilan mengajar dapat dikembangkan atau ditingkatkan dalam pembinaan jabatan dilapangan, hal ini dapat diakukan dengan usaha mandiri maupun dengan bantuan orang lain. Pekerjaan memberi bantuan tadi disebut supervisi dan pemberi bantuan disebut supervisor.
Pengelolaan supervisi pendidikan di sekolah-sekolah, berbeda sasaran, tujuan, dan esensinya jika dibandingkan dengan pengelolaan kegiatan inspeksi. Kegiatan inspeksi miliki sasaran, tujuan dan esensi lebih kepengawasan yang mencari-cari kesalahan dan bersifat mendadak atau tanpa di rancang terlebih dahulu. Kegiatan supervisi pendidikan memiliki tujuan, sasaran, dan esensi yang lebih bernuansa pembinaan dalam rangka membantu meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar guru di kelasnya, dan dilaksakan secara terprogram. Namun dalam pelaksanaan pengelolaan supervisi pendidikan masih dipandang perlu memantapkan lagi tentang tata cara pelaksanaanya agar dapat meningkatkan mutu pendidikan. Selanjutnya, untuk menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan seorang guru harus mengetahui bagaimana cara mengelola mutu pendidikan.
Oleh karena itu, peneliti akan membahas mengenai pengertian, tujuan, prinsip, ruang lingkup supervisi pendidikan, dan implementasi supervisi di lembaga pendidikan.
B. Metodeologi Penelitian
Dalam metodeologi penelitian, kajian teori dari pembuatan jurnal ini dengan memakai sumber-sumber data dari kumpulan beberapa artikel atau jurnal serta buku-buku sebagai sumber sekunder yang dijadikan bahan oleh penulis yang keseluruhan menyangkut tema supervisi pendidikan dan prakteknya di lembaga pendidikan. Karena mengingat akan keadaan yang terjadi saat ini yaitu pemahaman mengenai supervisi pendidikan sangat diperlukan untuk menjadikan kelembagaan pendidikan yang lebih baik. Metode penelitian yang digunakan yaitu pendekatan studi literatur sistematik atau systematic literatur review (SLR) yang bersumber dari berbagai literatur mengenai supervisi pendidikan. Tinjauan kepustakaan atau literature review sendiri adalah studi objektif melalui ringkasan dan analisis kritis terhadap literatur riset ataupun nonriset terkait topik tertentu yang dipelajari. Pengumpulan data menggunakan referensi dari buku dan jurnal. Setelah semua data terkumpul, kemudian menganalisa data-data tersebut dengan dikaitkan pada teori-teori yang ada, kemudian menarik kesimpulan.
C. Kajian Teori
1. Pengertian Supervisi Pendidikan
a. Definisi Supervisi
Secara bahasa, istilah supervisi berasal dari dua kata, yaitu super dan vision. Dalam webster new world dictionary, istilah super berarti higher in runk or position than, superior to (superintendent), a greater or better than others. Kata super mengandung makna peringkat atau posisi yang lebih tinggi, superior, atasan, lebih hebat atau baik. Sedangkan kata vision berarti the ability to perceive something not actually visible, as through mental acutness or keen foresight. Kata vision mengandung makna kemampuan untuk menyadari sesuatu yang tidak benar-benar terlihat, seperti melalui ketajaman mental atau pandangan ke depan yang tajam.
Supervisi adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainya untuk memperbaiki pengajaran. Termasuk di dalamnya adalah menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar, serta mengevaluasi pengajaran.
Supervisi adalah upaya membantu dan turut serta dalam usaha-usaha perbaikan dan peningkatan mutu. Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pengertian diatas menunjukkan bahwa supervisi adalah kegiatan membantu, membimbing dan menilai kemampuan guru sebagai pendidikan dan pengajaran dalam bidang masing-masing guna melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan dengan cara kooperatif dan mencari masalah-masalah yang dialami guru dalam proses pembelajaran mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga akhirnya proses pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif.
Menurut Robbins superviisi adalah suatu proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yang bertanggung jawab secara langsung kepada para personalia lain. Untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah itu. Jadi dalam penjelasan diatas terlihat bahwa titik fokus supervisi adalah proses. Sutisna memberikan pemahaman bahwa titik fokus supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru (secara khusus) dan petugas lain lainnya dalam memperbaiki pengajaran, perkembangan karir guru, merevisi tujuan-yujuan pendidikan, bahan pengajaran, metode pengajaran, dan evaluasi pengajaran.
Menurut H. Mukhtar dan Iskandar, supervisi adalah mengamati, mengawasi dan membimbing, dan memberikan stimulus kegiatan-kehiatan yang dilakukan oleh orang lain dengan maksud mengadakan perbaikan. Konsep supervisi didasarkan pada keyakinan bahwa perbaikan merupakan usaha yang kooperatif dari semuaorang yang berpartisipasi dan supervisor sebagai pemimpin, yang bertindak sebagai stimulator, pembimbing dan konsultan bagi para bawahannya dalam rangka perbaikan tersebut.
Berbeda dengan penjelasan McNerney yang dikutip oleh buku Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, yang melihat bahwa supervise itu sebagai suatu prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.Sehingga dapat dirumuskan supervise tidak lain dari usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran. Kata kunci dari pemberi supervisi pada akhirnya ialah memberikan pelayanan dan bantuan.
b. Definisi Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu pelajaran dimana anak dapat memperoleh banyak pengetahuan dan sering disebut juga dengan pedagogi, yang berasal dari bahasa yunani (pedagogia) yang mengandung arti pergaulan dengan anak-anak. Pengertian ini sering disebut dengan pedagogos yang berasal dari kata paedos (anak) agoge (membimbing, memimpin). Pengertian lain dari kata pendidikan yaitu dijadikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan serta mengembangkan keahlian mereka baik jasmani maupun rohani yang tanpa melenceng dari berbagai nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam arti luas pendidikan mampu melahirkan dua konsep diantaranya longlife Education, pendidikan sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masing-masing individu. Pengalaman belajar dalam lingkungan dilaksanakan sepanjang hidup. Pendidikan merupakan segala sesuatu yang ada dalam kehidupan seseorang yang mempengaruhi pembentukan pola fikir dan tindakan yang dilakukan seseorang secara mandiri. Pendidikan juga merupakan proses melakukan suatu kegiatan atau aktivitas yang diberikan kepada manusia supaya manusia memlikiki wawasan luas, tercerahkan, dan tersadarkan serta menjadikan manusia sebagaimana manusia semestinya atau menjadikan manusia seutuhnya.
c. Pengertian supervisi pendidikan
Dilihat dari sisi etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang masing masing kata itu berarti “atas” dan “penglihatan”. Jadi supervisi pendidikan dapat diartikan sebagai penglihatan dari atas, melihat dalam hubungannya dengan masalah supervisi dapat diartikan dengan menilik, mengontrol, atau mengawasi. Penegrtian ini mengisyaratkan bahwa supervisi dilakukan oleh pihak yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pihak yang disupervisi.
Sedangkan menurut istilah, pengertian supervisi bermacam macam sesuai dengan keragamaan sesuai latar belakang para pakar dan konteks penggunaannya. Harold P. Adams dan Frank C. Dickey (dalam sudjana) memberikan batasannya dalam buku berjudul “Basic Principles of Supervion” beliau menyatakan bahwa supervisi adalah upaya yang dilakukan oleh para petugas pendidikan agar para pendidik atau sumber belajar yang disupervisi dapat meningkatkan proses kegiatan belajar membelajarkan, mengembangkan profesi kependidikan, memilih dan merevisi tujuan dan komponen komponen pendidikan.
Supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif(purwanto,2000). Manullang (2005) menyatakan bahwa supervisi merupakan proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Supervisi merupakan usaha memberi pelayanan agar guru menjadi lebih profesional dalam menjalalankan tugas melayani peserta didik.
Istilah supervisi mengandung makna banyak, tapi mengandung makna yang sama, misalnya bantuan, pelayanan, memberikan arah, penilaiaan, pembinaan, kata lain, istilah supervisi dipertentangkan dengan makna mengawasi, menindak, memeriksa, menghukum, mengadili, inspeksi , mengoreksi dan menyalahkan. Dengan demikian istilah supervisi “ tidak sama” dengan istilah controlling , inspection dan directing. Perlu ditegaskan bahwa yang menjadi objek utama supervisi disekolah adalah guru, walaupun semua orang disekolah dikenai supervisi itu hanyalah objek perantara.
2. Prakteknya di Lembaga Pendidikan
Regulasi pendidikan mengemukakan bahwa pemerintah dalam menjalankan supervisi pada tingkatan satuan pendidikan mempunyai dua objek sasaran, yaitu secara personal dan institusional. Secara personal, hal itu terlihat pada model supervisi yang menyebutkan bahwa pengawas bertugas membimbing dan melatih profesionalisme pendidikan dan tenaga kependidikan lainnya di satuan pendidikan binaannya. Sedangkan secara institusional menyebutkan bahwa pengawas bertugas meningkatkan kualitas 8 standar nasional pendidikan pada satuan pendidikan.
Sehubungan dengan hal itu, menurut Supardi ada lima tipe supervisi, yaitu:
a. Tipe Inspeksi
Tipe ini merupakan tipe supervisi yang mewajibkan supervisor turun melihat langsung hal-hal yang dikerjakan targer supervisi. Kegiatan supervisi yang menggunkan tipe ini, apabila target supervisi melakukan dalam aktifitas kerjanya, supervisor dapat menginformasikannya secara langsung kepada target supervisi agar langsung menyadari kesalahannya dalam proses untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah.Ketika supervisor menjalankan tipe ini, maka yang harus diperhatikan adalah:
1) Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan pribadi maupun keluarga.
2) Supervisi hendaknya tidak kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat untuk maju bagi bawahannya. Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil, mendesak.
3) Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan bawahannya.
4) Supervisi tidak boleh egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan saran dari bawaannya.
b. Tipe Laisses Faire
Tipe ini target supervisi diberikan kebebasan dalam menjalankan aktifitasnya. Sebab yang dutamakan dalam supervisi model ini adalah hasil akhir sehingga supervisor tidak begitu intens daslam memfokuskan proses kerja yang dilaksanakan target supervisi. Selain itu apabila kita menggunakan tipe inii, supervisor tidak boleh memaksakan kemauannya (otoriter) kepada orang-orang yang disupervisi. Supervisor juga diharuskan memberikan argumentasi atau alasan yang rasional tentang tindakan-tindakan serta instruksinya. Hendaknya tidak menonjolkan jabatan atau kekuasaannya agar tidak menghambat kreativitas bawahannya.
Jadi pada dasarnya pemimpin laissez Faire adalah sosok pemimpin yang memberikan kebebasan yang besar kepada setiap orang yang dipimpinnya, baik dalam melakukan pekerjaan ataupun dalam pengembalian keputusan penting sekalipun. Kepemimpinan laissez faire ialah pemimpin yang tidak menguasai bidang tugas yang menjadi wewenangnya dan akan menyerahkan segala sesuatu kepada bawahannya.
c. Tipe Coersive
Tipe coersive (paksaan) supervisor dalam melaksanakan tugasnya turut campur dalam mengembangkan pendidiknya. Tipe supervisi seperti ini diperuntukan bagi para pendidik dan tenaga kependidikan yang masih lemah daslam memahami tugas dan tanggung jawabnya. Tipe seperti ini “terpaksa” dilakukan karena pendapat A. Sitohang yang menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia masih sangat dibutuhkan. Karena ternyata dari hasil penelitian menunjukan masih banyak kekurangan dan kelemahan yang masih harus diperbaiki, terutama dalam bidang pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan yang sesuai dengan target organisasi. Dalam hal ini adalah seperti lembaga pendidikan Islam. Dengan adanya tipe ini, diharapkan problem seperti ini akan cepat teratasi.
Jadi tipe ini merupakan tipe pemimpin koersif terkadang identik dengan pendekatan top-down ala militer, apapun yang diminta oleh atasan harus langsung dikerjakan tanpa pertanyaan. Biasanya tipe pemimpin seperti ini akan meninggalkan impresi yang kurang baik dan menurunkan motivasi diantara anggota tim.
d. Tipe Training and Guidance
Tipe training and guidance (pelatihan dan pendampingan) merupakan tipe supervisi yang menekankan keefektifan target supervisi. Kegiatan supervisi dilaksanakan dengan berbasis kepada pengembangan minat dan bakat target supervisi. Tipe training and guidance ini cocok digunakan apabila target supervisi masih belum berpengalaman dalam melaksanakan tugas keprofesian pendidikan. Namun, tipe ini dapat diterapkan kepada target supervisi yang telah berpengalaman.Agar tipe training and guidance ini dapat dijalankan secara efektif, maka supervisor hendaknya juga menyiapkan berbagai macam sikap yang bersinergi dengan tugasnya. Teori Kiyosaki, maka beberapa sikap yang dibutuhkan supervisor tersebut antara lain:
1) Supervisor hendaknya bersikap positif terhadap segala macam persepsi baik yang positif maupun negatif kepada dirinya.
2) Supervisor dituntut untuk dapat memimpin organisasi profesi pengawas untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam hal pengawasan dan pemantauan baik secara institusional (satuan pendidikan) maupun personal (pendidikan dan tenaga kependidikan).
3) Supervisor hendaknya memiliki sikap yang superl dalam berkomunikasi kepada segenap stakeholders pendidikan. Sikap yang aktif, efektif dan menyenangkan dalam berkomunikasi akan memperlancar tugas supervisi. Sehinggak pencapaian target akan terealisasi dengan tepat.
4) Supervisor harus bersikap berani terhadap usaha intimidasi atau tekanan dari pihak lain dalam menjalankan tugas pengawasan dan pembinaan.
5) Supervisor dituntut bertanggung jawab atas hasil supervisi terhadap satuan pendidikan yang dibinanya. Pertanggungjawaban atas hasil kerja merupakan indikasi bahwa supervisor melakukan pembinaan dan pengawasan dengan baik kepada satuan pendidikan yang dibinanya.
e. Tipe Demokratis
Keterlibatan target supervisi sangat diandalkan dalam tipe supervisi demokratis. Hal utama yang ingin dituju adalah adanya kerjasama pembinaan antara supervisor dan target supervisor dan target supervisor. Langkah ini dilakukan agar target supervisi ikut merasakan sendiri terhadap program supervisi yang dijalankan kepadanya. Untuk itu, supervisor tidak boleh boleh bersifat otoriter dalam menjalankan kegiatan supervisi. Keseluruhan tipe supervisi demokratis ini difokuskan ke dalam satuan pendidikan meliputi manajemen kurikulum pembelajaran, kesiswaan, sarana prasarana, ketenagaan, keuangan, hubungan sekolah dengan masyarakat dan layanan khusus.
Jadi tipe demokratis adalah tipe pemimpin yang demokratis dan bukan karena dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Tipe kepemimpinan dimana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran, pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah untuk mencapai kata sepakat.
D. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa supervisi pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesioanal kepada guru untuk meningkatkan kemampuanya dalam melaksanakan tugas tugas pengolahan proses pembealajaran secara efektif dan efisien. Tujuan supervisi pendidikan adalah menilai dan memperbaiki faktor faktor yang mempengaruhi proses pembelajaraan sehingga menciptakan lulusan yang baik dalam kualitas dan kuantitas. Tujuan dari supervisi pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaraan dengan cara memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas sehingga membantu guru mengembangkan profesi, pribadi dan membantu kepala sekolah menyesuaikan program pendidikan yang sesuai dengan kondisi masyarakat .
Adapun jenis jenis supervisi anatara lain yaitu supervisi pembelajaraan, supervisi klinis, dan supervisi akademik. Sedangkan dalam prakteknya pendidikan mengemukakan bahwa pemerintah dalam menjalankan supervisi pada tingkatan satuan pendidikan mempunyai dua objek sasaran, yaitu secara personal dan institusional. Secara personal, hal itu terlihat pada model supervisi yang menyebutkan bahwa pengawas bertugas membimbing dan melatih profesionalisme pendidikan dan tenaga kependidikan lainnya di satuan pendidikan binaannya. Sedangkan secara institusional menyebutkan bahwa pengawas bertugas meningkatkan kualitas 8 standar nasional pendidikan pada satuan pendidikan.
Referensi
Cecep, dkk. Manajemen Supervisi Pendidikan, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), hlm 5.
Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara,.2011. cet.1 hlm. 239
Faozan Ahmad, Peningkatan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam Melalui Supervisi Akademik Diklat dan Partisipasi dalam Kelompok Kerja Guru, (Serang: Anggota IKAPI), hlm. 23.
Mainuddin dkk, Supervisi Pendidikan, (Nusa Tenggara Barat: Tahta Media Group, 2021), 8-9.
Marmoah Sri, Administrasi dan Supervisi Pendidikan Teori dan Praktek, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), 56.
Muhtar & Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta:gaung persada press,2009, cet.1,hlm. 40-41
Priansa, Donni Juni. Menegement Supervisi & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (bandung: Alfabeta), h.84
Rohmatika Ratu vina, Model Supervisi Klinis Terpadu, (Yogyakarta: Idea Pres Yogyakarta, 2018) Hal.37
Sahertian, Piet A. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, Jakarta: 2008, hlm 17-19.
“Urgensi Pendidikan Pranatal Bagi Ibu Hamil | SELING: Jurnal Program Studi PGRA,” 154, diakses 28 April 2020, http://www.jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/seling/article/view/227.